Entri Populer

Minggu, 21 Agustus 2011

CANDI-CANDI PENINGGALAN SEJARAH AGAMA BUDDHA DI INDONESIA



BEKAS peninggalan dari kejayaan dan kemashuran Agama Buddha khususnya Mazhab Mahayana ternyata masih ada bangunan candi-candi sebagai bukti sejarah di Indonesia diantaranya : Borobudur, Mendut, Pawon, Sewu, Kalasan, Plaosan, Ngawen, Sari, Sojiwan dan Lumbung. Semua bangunan candi sejarah itu terdapat di propinsi Jawa Tengah bagian Selatan. Selain itu ada pula candi Muara Takus di Riau-Sumatera dan candi Gunung Tua di Tapanuli Selatan.
Candi Mendut
Candi Mendut didirikan oleh Raja pertama dari wangsa Syailendra pada tahun 824 Masehi, berdasarkan prasasti Karang Tengah tahun 824 Masehi,bernama Indra dengan gelar Cri Sanggramadananjaya. Candi ini menghadap Barat Daya. Mendut (=Venuvana) yang berarti hutan bambu. Sejarah Candi Mendut dibangun lebih dahulu, dibanding Candi Borobudur dan sering Candi Mendut ini dipergunakan untuk upacara keagamaan Buddha.
Satu-satunya ruang dalam candi terdapat altar yang meliputi tiga arca/rupang, letaknya Arca yang satu menghadap pintu masuk, terlihat dari tengah adalah rupang arca Buddha Sakyamuni dengan mudra Cakra, disebelah kanan rupang Bodhisattva Avalokitesvara bermahkota Buddha Amitabha dan di sebelah kiri, terdapat rupang Bodhisattva Vajravani. Jumlah stupa yang ada disekeliling candi sebanyak 48 buah. Tinggi candi 26,4 m. Candi ini telah diketemukan kembali tahun 1836.
Tahun 1897-1904 kembali ditata ulang sambil diperbaiki. Dan tahun 1908 diadakan perbaikan-perbaikan renovasi oleh Th. Van Erp, dilanjutkan tahun 1925. Sejumlah stupa yang telah dirapihkan, dipasang untuk disusun kembali. Ornamen dinding luar candi terpahat relief Avalokitesvara Bodhisattva yang terlihat begitu sangat indah, disamping ada Bodhisattva Maitreya, Vajrapani dan Manjusri. Pada bagian ruang pintu terdapat pula relief kalpataru bidadari yang melukiskan Hariti dan Atawaka (Suaka peninggalan sejarah dan purbakala-Jawa Tengah).

Click gambar untuk memperbesar
Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan bangunan suci berbukit sebagai peninggalan sejarah agama Buddha mazhab Mahayana. Dari prasasti tahun 842 Casparis menyimpulkan bahwa nama lengkap monumen sejarah itu adalah Bhumisambharabhuddhara yang berarti "Gunung himpunan kebajikan sepuluh tingkatan Bodhisattva". Dengan arsiteknya Gunadharma.
Tidak kurang dari 500 buah buku ditulis oleh para ahli Indonesia maupun mancanegara mengenai Borobudur, tetapi belum ada kesamaan pendapat, diantara para sarjana dan ahli arkeolog itu. Candi Borobudur didirikan tahun berapa, oleh siapa, berapa lama penggunaan bangunan bukit suci bagi agama Buddha dan kapan menghilang atau dengan sengaja dikubur ataukah ada sebab lain. Semua pertanyaan ini masih terus diteliti untuk memperoleh jawaban yang pasti dengan dukungan melalui bukti-bukti sejarah.
Candi Borobudur terletak di pusat jantung pulau Jawa. Borobudur termasuk salah satu candi peninggalan yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah, letaknya di Kabupaten Magelang (Kedu) Km.41dari Yogjakarta kearah Utara melalui jalan raya yang menuju Magelang.
Borobudur sebuah candi menjulang tinggi dan bersandar pada sebuah bukit menoreh yang membujur dari arah Timur ke Barat, didampingi gunung-gunung membentang seperti disebelah Timur terdapat gunung Merbabu dan Merapi, sebelah Barat terdapat gunung Sumbing serta gunung Sindoro dan sebelah Barat Laut terhampar bukit Menoreh, di sebelah Utara (lokasi Magelang) yang dikelilingi oleh gunung Telomoyo dan Unggaran, ini membuktikan lambang kebulatan tekad dalam menyembah Ing Gusti (surat dari Dr. Beda Scramm kepada Mamoque).
Pemilihan lokasi presisi yang esak adalah berkat berhasilnya rasa penyatuan diri logika penalaran dengan alam semesta. Pendekatan epigrafi di ilhami dari sekian puluh prasasti yang ada, namun pihak ahli ngotot dalam mencari benang merah untuk mendapatkan jawaban tentang apa, siapa,mengapa,bilamana dan bagaimana Borobudur muncul dibumi ini kembali.
Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke 8, diperkirakan para ahli dari penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa Borobudur dibangun lebih dahulu dari candi Kalasan, sedangkan candi Mendut didirikan lebih dahulu dari candi Borobudur pada tahun 824 oleh Raja Indra.
Salah seorang pengganti Raja Indra ialah Samarotungga yang merampungkan bangunan suci candi Borobudur pada tahun 824. Samarotungga digantikan oleh Pramodawardhani bergelar Cri Kahulunan yang nikah dengan keluarga Sanjaya yaitu Rakai Pikatan, pengganti Rakai Garung. Pramowardhani mendirikan candi Plaosan. Menurut J.G. Casparis berdasarkan prasasti Cri Kahulunnan tahun 842, di dalam prasasti itu disebutkan terdapat kuil bernama Bhumisambhara ,menurutnya masih terdapat sebuah kata 'gunung' dibelakang nya, sehingga nama seluruhnya Bhumisambharabuddhara. Dari kata inilah akhirnya menjadi nama Borobudur.
J.G. Casparis telah menemukan dalam dua prasasti Syailendra, di Plaosan dan Klurak. Salah satunya prasasti Nalanda dari sekitar tahun 850 yang menyebutkan bahwa seorang Maharaja Balaputradewa, penguasa Svarnadvipa telah memohon bantuan Raja Dewapala dari Magadha untuk membangun sebuah asrama. Pada abad ke 7 nama Syailendra pertama kali muncul dalam prasasti yang diketemukan di desa Sojomerto,dekat pekalongan (Jawa Tengah).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar